Jumat, 09 Maret 2012

TATA ADAB MANUSIA TERHADAP ALLAH DAN TATA KRAMA MEREKA TERHADAP SESAMANYA

For All Readers, kali ini saya memposting artikel lebih tepatnya Tafsiran dari Ayat Suci Al-Qur’an yang berisi Tata Adab Manusia kepada Allah dan sesama manusia terutama kepada Ibu dan Ayah. 

Tafsiran ini memang agak panjang, tetapi yang Anda baca adalah kebaikan yang Insya Allah mendapat balasan yang setimpal dari Allah apalagi jika Anda mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tanpa basa-basi lagi mari kita cermati bersama-sama :) 


Terjemah :
(22) Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah). (23) Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya dengan perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (24) Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (25) Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang  yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat. (26) Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (27) Sesungguhnya pemboros-boros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (28) Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas. (29) Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada legermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. (30) Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba Nya. (31) Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami lah yang akan member rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa besar. (32) Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu merupakan perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (33) Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa yang dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya kami telah member kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan. (34) Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggung-jawabannya. (35) Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (36) Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya. (37) Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (38) Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu. (39) Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhan kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah).

Tafsir :
Allah SWT melarang manusia mengada-adakan tuhan yang lain selain Allah, seperti menyembah patung dan arwah nenek moyang dengan maksud supaya dapat mendekatkan diri kepada Nya. Termasuk yang dilarang itu ialah meyakini adanya tuhan selain Allah mengakui adanya kekuatan-kekuatan yang lain selain Allah yang dapat mempengaruhi dirinya, atau melakukan perbuatan nyata, seperti memuja benda-benda alam, ataupun kekuatan ghaib yang lain, yang mereka anggap sebagai Tuhan, atau mereka angan-angankan. Larangan ini ditujukan kepada seluruh manusia, agar mereka tidak tersesat dan tidak menyesal karena melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan terhadap Penciptanya. Padahal mereka seharusnya mensyukuri nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka, tidak mengada-adakan tuhan yang lain, yang sebenarnya tidak berkuasa sedikitpun untuk memberikan pertolongan kepada mereka, dan tidak berdaya pula untuk memberikan mudarat.

Allah SWT memerintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tua mereka dengan alasan sebagai berikut :
1.      Kasih sayang kedua ibu bapak yang telah dicurahkan kepada anak-anaknya dan segala macam usaha yang telah diberikan agar anak-anaknya menjadi anak-anak yang saleh, terjauh dari jalan sesat. Maka sepantasnyalah apabila kasih sayang yang tiada taranya itu, dan usahanya yang tak mengenal payah itu mendapat balasan dari anak-anak mereka dengan berbuat baik kepada mereka dan mensyukuri jasa baik mereka itu.
2.      Anak- anak adalah bagian tulang dari kedua ibu bapak.
3.      Anak-anak sejak masih bayi hingga dewasa, baik makanan ataupun pakaiannya menjadi tanggungjawab kedua orang tuanya, maka sepantasnyalah apabila tanggungjawab itu mendapat imbalan budi dari anak-anaknya.

Dalam ayat ini Nampak adanya beberapa ketentuan dan sopan santun yang harus diperhatikan anak terhadap kedua orang tuanya antara lain:

1.  Tidak boleh anak mengucapkan kata “ah” kepada orang tuanya, hanya karena sesuatu sikap atau perbuatan mereka yang kurang disenangi, akan tetapi dalam keadaan serupa itu hendaklah anak-anaknya berlaku sabar, sebagaimana perlakuan kedua ibu bapaknya ketika mereka merawat dan mendidiknya di waktu anak-anak itu masih kecil.
2.   Tidak boleh anak-anak menghardik atau membentak kedua orang tuanya, sebab dengan bentakan itu kedua ibu bapaknya akan terlukai perasaannya. Menghardik kedua ibu bapak, ialah mengeluarkan kata-kata kasar pada saat si anak menolak pendapat kedua orang tua atau menyalakan pendapat mereka, sebab pendapat mereka tidak sesuai denga pendapat si anak. Larangan menghardik dalam ayat ini adalah sebagai penguat dari larangan mengatakan “ah”.
3.   Hendaklah anak mengucapkan kepada ibu bapak dengan kata-kata yang mulia. Kata-kata yang mulia ialah kata-kata yang diucapkan dengan penuh khidmat dan hormat, yang menggambarkan tata adab yang sopan santun dan penghargaan yang penuh terhadap orang lain.

Alhamdulillah, terjemahan serta tafsir dari AL ISRA (Memperjalankan Di Malam Hari) Ayat 22 sampai 39 yang berisi tentang Tata Adab Manusia kepada Allah dan sesama manusia. Semoga Bermanfaat J

Sumber : Al Quran dan Tafsirannya (Departemen Agama Republik Indonesia dan Universitas Islam Indonesia)


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar