Tafsiran ini memang agak panjang, tetapi yang Anda baca adalah kebaikan yang Insya Allah mendapat balasan yang setimpal dari Allah apalagi jika Anda mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tanpa basa-basi lagi mari kita cermati bersama-sama :)
Terjemah :
(22) Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di samping
Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah). (23) Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
dengan perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia. (24) Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku, kasihanilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
(25) Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu
orang-orang yang baik, maka sesungguhnya
Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat. (26) Dan berikanlah kepada
keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang
dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros. (27) Sesungguhnya pemboros-boros itu adalah saudara-saudara setan dan
setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (28) Dan jika kamu berpaling
dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka
katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas. (29) Dan janganlah kamu jadikan
tanganmu terbelenggu pada legermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya
karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. (30) Sesungguhnya Tuhanmu
melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya;
sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba Nya. (31)
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami lah yang
akan member rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh
mereka adalah suatu dosa besar. (32) Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu merupakan perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang
buruk. (33) Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa
yang dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya kami telah member kekuasaan kepada
ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh.
Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan. (34) Dan janganlah kamu
mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat)
sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta
pertanggung-jawabannya. (35) Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar,
dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya. (36) Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya. (37) Dan janganlah kamu
berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali
tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi
gunung. (38) Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu. (39) Itulah
sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhan kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan
tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam
neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah).
Tafsir :
Allah SWT melarang manusia mengada-adakan tuhan yang
lain selain Allah, seperti menyembah patung dan arwah nenek moyang dengan
maksud supaya dapat mendekatkan diri kepada Nya. Termasuk yang dilarang itu
ialah meyakini adanya tuhan selain Allah mengakui adanya kekuatan-kekuatan yang
lain selain Allah yang dapat mempengaruhi dirinya, atau melakukan perbuatan
nyata, seperti memuja benda-benda alam, ataupun kekuatan ghaib yang lain, yang
mereka anggap sebagai Tuhan, atau mereka angan-angankan. Larangan ini ditujukan
kepada seluruh manusia, agar mereka tidak tersesat dan tidak menyesal karena
melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan terhadap Penciptanya. Padahal
mereka seharusnya mensyukuri nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka,
tidak mengada-adakan tuhan yang lain, yang sebenarnya tidak berkuasa sedikitpun
untuk memberikan pertolongan kepada mereka, dan tidak berdaya pula untuk memberikan
mudarat.
Allah SWT memerintahkan kepada manusia agar berbuat
baik kepada kedua orang tua mereka dengan alasan sebagai berikut :
1.
Kasih sayang
kedua ibu bapak yang telah dicurahkan kepada anak-anaknya dan segala macam
usaha yang telah diberikan agar anak-anaknya menjadi anak-anak yang saleh,
terjauh dari jalan sesat. Maka sepantasnyalah apabila kasih sayang yang tiada
taranya itu, dan usahanya yang tak mengenal payah itu mendapat balasan dari
anak-anak mereka dengan berbuat baik kepada mereka dan mensyukuri jasa baik
mereka itu.
2.
Anak- anak adalah
bagian tulang dari kedua ibu bapak.
3.
Anak-anak sejak
masih bayi hingga dewasa, baik makanan ataupun pakaiannya menjadi tanggungjawab
kedua orang tuanya, maka sepantasnyalah apabila tanggungjawab itu mendapat
imbalan budi dari anak-anaknya.
Dalam ayat ini Nampak adanya beberapa ketentuan dan
sopan santun yang harus diperhatikan anak terhadap kedua orang tuanya antara
lain:
1. Tidak boleh anak
mengucapkan kata “ah” kepada orang tuanya, hanya karena sesuatu sikap atau
perbuatan mereka yang kurang disenangi, akan tetapi dalam keadaan serupa itu
hendaklah anak-anaknya berlaku sabar, sebagaimana perlakuan kedua ibu bapaknya
ketika mereka merawat dan mendidiknya di waktu anak-anak itu masih kecil.
2. Tidak boleh anak-anak
menghardik atau membentak kedua orang tuanya, sebab dengan bentakan itu kedua
ibu bapaknya akan terlukai perasaannya. Menghardik kedua ibu bapak, ialah
mengeluarkan kata-kata kasar pada saat si anak menolak pendapat kedua orang tua
atau menyalakan pendapat mereka, sebab pendapat mereka tidak sesuai denga
pendapat si anak. Larangan menghardik dalam ayat ini adalah sebagai penguat
dari larangan mengatakan “ah”.
3. Hendaklah anak
mengucapkan kepada ibu bapak dengan kata-kata yang mulia. Kata-kata yang mulia
ialah kata-kata yang diucapkan dengan penuh khidmat dan hormat, yang
menggambarkan tata adab yang sopan santun dan penghargaan yang penuh terhadap
orang lain.
Alhamdulillah, terjemahan serta tafsir dari AL ISRA
(Memperjalankan Di Malam Hari) Ayat 22 sampai 39 yang berisi tentang Tata Adab
Manusia kepada Allah dan sesama manusia. Semoga Bermanfaat J
Sumber : Al Quran dan Tafsirannya (Departemen Agama
Republik Indonesia dan Universitas Islam Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar